Untuk melakukan pembibitan dan pemeliharaan ikan manfish sampai layak jual, diperlukan perawatan yang baik. Perawatan yang baik meliputi perawatan kondisi air yang baik dan terebas dari zat-zat kimia berbahaya seperti amoniak dan lain-lain. Selain itu kondisi kolam harus cukup tersedia oksigen sebagai zat penting untuk ikan.
Untuk menambahkan kandungan oksigen terlarut dalam air perlu dipasang aerator. Untuk menyaring kotoran dalam kolam ikan manfish biasanya ditambahkan filter kolam yang menyaring kotoran fisik maupun kimia.
Pengelolaan Induk
Ikan manfish dapat dijadikan induk setelah umurnya mencapai 6 – 7 bulan, dengan ukuran panjang ± 7,5 cm, untuk yang jantan dan 5 cm, untuk yang betina. Ukuran yang sering diperjual belikan secara aman adalah sebesar koin. Hati-hati jika membeli ikan untuk indukan di kios-kios, sebab sering kali ikan-ikan tersebut sudah masuk tahap di afkir, sehingga tidak akan baik jika dipakai sebagai indukan.
Untuk mencapai hasil yang optimal, induk harus dikelola dengan baik, antara lain dengan pemberian pakan yang baik seperti jentik nyamuk, cacing Tubifex, atau Chironomous.
Selain itu, karena induk ikan manfish sangat peka terhadap serangan penyakit, maka perlu diberikan obat antibiotik secara periodik Obat yang biasa digunakan antara lain Oxytetracycline dan garam.
Sebelum ikan ini dewasa, susah membedakan antara jantan dan betinanya. Sebelum dipijahkan, induk manfish dipelihara secara massal ( jantan dan betina ) terlebih dahulu dalam satu akuarium besar (ukuran 100 x 60 x 60 cm3). Betina yang siap bertelur, kelihatan gendut pada perutnya dan dikelamin terlihat menonjol keluar. Setelah telur matang dan masuk waktunya kawin, mereka mencari pasangan yang cocok. Induk manfish yang akan kawin selalu berpasangan, berenang berdampingan dan memisahkan dari ikan lainnya. Induk yang berpasangan tersebut sudah dapat diambil dan dipijahkan pada tempat pemijahan.
Selain itu dapat dilakukan dengan memasangkan induk manfish secara langsung setelah mengetahui induk jantan dan betina. Induk jantan memiliki ciri-ciri ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan induk betina. Kepala induk jantan terlihat agak besar dengan bagian antara mulut ke sirip punggung berbentuk cembung, serta bentuk badan lebih ramping dibandingkan dengan ikan betina.
Sementara induk betina memiliki ciri-ciri, ukuran tubuh yang lebih kecil dan bentuk kepalanya yang lebih kecil dengan bagian perut yang lebih besar/gemuk serta terlihat agak menonjol.
Teknik Pemijahan
Setelah induk memijah, penetasan telur dapat segera dilakukan. Penetasan telur ada beberapa cara:
Substrat yang telah ditempeli telur diangkat, untuk dipindahkan kedalam aquarium penetasan. Pada waktu mengangkat substrat diusahakan agar telur senantiasa terendam air, untuk itu dapat digunakan baskom atau wadah lain yang dimasukkan ke tempat pemijahan
Cara kedua yaitu telur ditetaskan dalam tempat pemijahan. Setelah menetas (2 ~ 3 hari) benih yang masih menempel pada substrat dapat dipindahkan ke aquarium. Pemindahan benih dilakukan dengan cara yang sama
Pemijahan dilakukan di akuarium berukuran 60 x 50 x 40 cm3 dengan tinggi air 30 – 40 cm. Selanjutnya beri tambahan oksigen dengan menggunakan pompa udara. Akuarium juga perlu diberi aerasi untuk menyuplai oksigen. Ikan manfish akan menempelkan telurnya pada substrat yang halus, misalnya pakai kaca yang di taruh dalam akuarium secara miring, ada juga pakai batang kayu, keramik lantai, cone yang dijual di toko akuarium, atau yang lazim dipakai para peternak adalah potongan pipa PVC yang telah disiapkan/ditempatkan dalam akuarium pemijahan.
Karena ikan manfish cenderung menyukai suasana yang gelap dan tenang, maka pada dinding akuarium dapat ditempelkan kertas atau plastik yang berwarna gelap. Induk manfish akan memijah pada malam hari. Induk betina menempelkan telurnya pada substrat dan diikuti ikan jantan yang menyemprotkan spermanya pada semua telur, sehingga telur-telur tersebut terbuahi.
Jumlah telur yang dihasilkan setiap induk berkisar antara 500 – 1000 butir, tergantung jenis dan besar ikannya. Selama masa pemijahan tersebut, induk tetap diberi pakan berupa cacing Tubifex, Chironomous atau Daphnia.
Penetasan Telur dan Pemeliharaan Larva
Telur yang menempel pada substrat, selanjutnya dipindahkan ke akuarium penetasan telur (berukuran 60 x 50 x 40 cm3) untuk ditetaskan. Pada air media penetasan sebaiknya ditambahkan obat anti jamur, antara lain Methyline Blue dengan dosis 1 ppm.
Untuk menjaga kestabilan suhu, maka ke dalam media penetasan telur tersebut digunakan pemanas air (water heater) yang dipasang pada suhu 27 – 28 oC.
Telur manfish akan menetas setelah 2 – 3 hari, dengan tingkat penetasan telur berkisar 70 – 90 %. Selanjutnya paralon tempat penempelan telur diangkat dan dilakukan perawatan larva hingga berumur ± 2 minggu.
Telur dan benih yang masih menempel pada substrat tidak perlu diberi makan. Setelah lepas dari substrat (3 ~ 4 hari) dapat diberikan makanan berupa rotifera atau kutu air yang disaring, selama 5 ~ 7 hari. Selanjutnya benih diberi kutu air tanpa di saring.
Pakan yang diberikan selama pemeliharaan larva tersebut berupa pakan alami yang sesuai dengan lebar mulut larva dan memiliki kandungan protein yang tinggi, antara lain nauplii Artemia sp. Pakan tersebut diberikan 2 kali sehari ( pagi dan sore ) hingga larva berumur 7 – 10 hari diberi kutu air dan benih mulai dicoba diberi cacing rambut (cacing Tubifex).
Pendederan dan Pembesaran
Setelah berumur ± 2 minggu, benih tersebut dapat dilakukan penjarangan untuk kemudian dilakukan pendederan sampai ikan berumur satu bulan.mLangkah berikutnya adalah memanen benih tersebut, untuk dipindahkan ke dalam bak / wadah pembesaran.
Pembesaran dapat dilakukan dengan akuarium, bak fiber, bak semen, kolam terpal hingga kolam lumpur yang luas. Jika dipelihara pada kolam lumpur pakan alami akan lebih banyak tersedia sehingga pemberian makanan tambahan tidak begitu banyak. Jika dipelihara pada akuarium atau kolam semen ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
Setelah benih memakan cacing rambut, perlu dilakukan penjarangan di aquarium yang lebih besar. Pada 1,5 bulan dapat ditebar sebanyak 1.000 ekor benih pada bak tembok berukuran (1,5 x 2) meter persegi dengan tinggi air 15 – 20 cm.
Selanjutnya penjarangan dilakukan 2 minggu sekali dengan membagi dua, sehingga tiap kolam diisi 100 ekor / m2.
Pada keadaan terbatas kepadatan lebih dari 100 ekor, asal ketinggian air ditambah serta diberi pompa udara.
Pembersihan kotoran dilakukan setiap hari dengan menyiphon dan air sebagaimana semula, atau jika kolam/akuarium memiliki sistem filter yang baik tidak perlu melakukan pembersihan air, cukup menambahkan air jika mulai berkurang. Penggantian air sebagian bisa dilakukan seminggu sekali.
Selama masa pembesaran, diupayakan agar ada aliran air ke dalam wadah pembesaran walaupun sedikit. Pakan yang diberikan berupa cacing Tubifex atau pellet sampai benih berumur ± 2 bulan. Ukuran yang dicapai biasanya berkisar 3 – 5 cm. Jika pakan dan kualitas air mendukung, keberhasilan pada masa pembesaran dapat mencapai 70 – 90 %.
Selanjutnya benih manfish dapat dibesarkan lagi hingga mencapai ukuran calon induk atau induk dengan padat penebaran yang lebih kecil.
Penyakit dan Penanggulangannya
Ikan manfish dikenal cukup peka terhadap serangan penyakit, untuk itu diperlukan pengelolaan secara baik dengan menjaga kualitas air dan jumlah pakan yang diberikan. Beberapa jenis parasit yang biasa menyerang benih/induk Manfish antara lain adalah : Trichodina sp., Chillodonella sp. dan Epystilys sp. Sedangkan bakteri yang menginfeksi adalah Aeromonas hydrophilla.
Beberapa jenis obat yang dapat digunakan untuk menanggulangi serangan penyakit parasitek antara lain : Formalin 25%, NaCl 500 ppm. Sedangkan untuk penyakit bakterial dapat digunakan Oxytetrachycline 5 – 10 ppm dengan cara perendaman 24 jam.
0 komentar:
Posting Komentar