Sudah sejak dahulu kala, manusia primitif yang tinggal dan dekat dengan wilayah perairan, baik itu sungai, danau, maupun lautan pasti senang sekali menkonsumsi si empunya laut ini. Bahkan banyak diantara teman-teman kita yang di setiap menu makanannya harus ada jenis lauk ini.
Berbagai macam jenis ikan yang sering di konsumsi dan paling gampang di temui di pasar-pasar adalah jenis ikan lele, bawal, nila, patin dan gurami. Selain itu juga ada ikan bandeng, tongkol, tuna dan tenggiri yang semuanya merupakan ikan favorit keluarga saya..
Beberapa tahun belakangan ini, ada jenis ikan yang menjadi favorit banyak orang baik di dalam dan di luar negri. Ikan ini adalah ikan kerapu yang memiliki harga jual cukup tinggi bila dibandingkan dengan ikan konsumsi lainnya.
Ikan kerapu atau yang lebih dikenal dengan sebutan “Groupers” merupakan salah satu jenis ikan yang belakangan ini mulai diminati pasar lokal maupun internasional. Kelezatan dagingnya yang sangat gurih dan tingginya kandungan gizi yang terdapat pada seekor ikan kerapu, menjadikannya sebagai produk komoditas perikanan yang memiliki harga jual cukup mahal. Tidaklah heran bila kondisi tersebut kemudian dimanfaatkan sebagian pelaku usaha sebagai alternatif peluang bisnis baru yang menjanjikan untung besar setiap bulannya.
Untuk memenuhi tingginya permintaan konsumsi ikan kerapu, maka banyak di beberapa wilayah Indonesia yang melakukan budidaya ikan kerapu ini, namun dalam proses pengembangannya masih menemui berbagai kendala karena keterbatasan benih. Selama ini para petani nelayan masih mengandalkan benih alam yang sifatnya musiman. Namun sejak tahun 1993 ikan kerapu sudah dapat dibenihkan melalui pembenihan buatan dengan manipulasi lingkungan.
Beberapa jenis ikan kerapu yang dibudidayakan adalah :
- Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscogatattus)
- Kerapu Sunu atau Kerapu Lodi (Plectomorphus leopardus dan P moculatus)
- Kerapu Bebek atau Kerapu Tikus(Chromileptes altivelis)
- Kerapu Lumpur (Epinephelus coioides)
- Kerapu Kertang atau Kerapu Naga(Epinephelus lanceolatus)
0 komentar:
Posting Komentar