Berikut ini beberapa penyebab dinding rumah menjadi retak
- Struktur bangunan (kolom, balok, pelat, pondasi ) tidak kuat
Struktur bangunan yang tidak dalam mendukung beban rumah menyebabkan pasangan dinding bata ikut menanggung beban yang terjadi, pasangan batu bata yang seharusnya hanya berfungsi sebagai penyekat ruangan harus membantu struktur bangunan yang ada dalam mempertahankan kestabilan rumah, hal inilah yang menyebabkan dinding bata menjadi retak karena bekerja diluar kemampuanya dan akibat yang paling fatal adalah keruntuhan bangunan. - Penggunaan campuran pasangan batu bata yang tidak benar
Misalnya penggunaan semen dibawah standar kebutuhan, penggunaan air yang tidak memenuhi persyaratan, penggunaan pasir yang banyak mengandung lumpur atau dengan kadar zat organik tinggi. Perbandingan campuran material pasangan batu bata yang tidak benar dapat menyebabkan pasangan bata menjadi keropos, retak bahkan terjadi keruntuhan bangunan. - Adanya beban tambahan pada bangunan
beban tambahan disini berarti beban yang diberikan pada sebuah struktur rumah melebihi batas perencanaan awal, misalnya rumah yang tadinya direncanakan 1 lantai kemudian ditingkat menjadi 2 lantai tanpa adanya perkuatan struktur,adanya bencana alam seperti gempa, tanah longsor, angin besar, banjir dan sejenisnya. beban-beban tambahan yang tidak dapat didukung oleh struktur tersebut dapat menyebebkan rusaknya pasangan batu bata. - Proses pengeringan plesteran atau acian yang terlalu cepat
proses pengeringan yang terlalu cepat dapat menimbulkan retak-retak pada dinding bata, upaya pencegahanya dengan melakukan penyiraman pada dinding yang diplester atau diaci setelah selesai pekerjaan berlangsung.
Apabila kita belum terlanjur membangun, kita bisa antisipasi atau mengurangi resiko keretakan dinding dengan beberapa hal berikut ini;
- Pilihlah lokasi tanah yang rata, kuat dan tidak mudah bergerak.
- Hindari membangun rumah di daerah sekitar lereng, bukit, berdekatan dengan arus air sungai, kecuali bila Anda punya struktur dan insinyur teknik yang handal.
- Gunakan bahan bangunan dengan kualitas baik dan juga air yang cukup bersih dan murni.
- Jaga kualitas adukan semen, agar kualitas adukan sama di setiap area.
- Perkuat struktur bangunan Anda, bisa dengan menambah volume pondasi dan menambah besi tulangan untuk struktur sloof.
- Awasi proses pembangunan dengan seksama.
- Pilih pelaksana pembangunan yang handal
Cara Mengatasi Dinding Retak
Langkah pertama yang harus anda lakukan adalah melihat jenis keretakannya tersebut :
Retak rambut, yaitu keretakan yang lebarnya kurang dari 1 mm dan tidak tembus ke sisi dinding lainnya diakibatkan ketidaksempurnaan pada saat finishing dinding, seperti : plesteran dinding yang tidak disiram lebih dulu, komposisi plesteran yang kurang sempurna, plesteran yang belum cukup kering atau kualitas cat dinding yang daya elastisitasnya kurang.
Solusinya :
Kerik atau perlebar bagian retak rambut tersebut untuk mengetahui sejauh mana tingkat keretakannya sehingga pada saat menambal keretakan tersebut masuk sampai kebagian dalam dinding. Kemudian isilah dengan wall filler, amplas setelah benar-benar mengering , lalu lapisi dengan wall sealer sebelum dicat ulang.
Mengatasi retak tembok di sudut kusen
Masalah bangunan yang sering kita jumpai adalan keretakan tembok di sudut kusen.Mungkin bagi sebagian orang keretakan tersebut di anggap biasa,tapi sebenarnya ada cara muda untuk mengatasi retak tembok di sudut kusen. Adapun solusi yang saya sebutkan tersebut adalah dengan pengaplikasian nat keramik.
Ada pun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1.Pastikan bahwa pelebaran keretakan sudah berhenti.
2.Ambil paku dan bersihkan celah keretakan tersebut.
3.Aplikasikan nat di dalam celah keretakan tembok,usahakan rata dengan permukaan tembok.
4.Bersihkan dan amplas untuk memperhalus kerataan dengan permukaan tembok
Retak Struktur, yaitu keretakan yang lebarnya lebih dari 2 mm dan tembus pada sisi dinding lainnya. Hal ini disebabkan karena :
- Penurunan atau pergeseran pondasi akibat daya dukung tanah yang kurang baik atau kurang padat. Hal ini bisa dikarenakan kondisi tanah yang kurang baik atau bisa juga karena perubahan karakterisitik tanah akibat kejadian alam seperti banjir, pergerakan tanah atau gempa.
- Ukuran pondasi yang tidak sesuai dengan beban yang dipikulnya atau kurang sempurnanya pada saat proses pelaksanaan.
- Kerusakan pada kolom (tiang) dan balok misalnya retak atau bengkok, akibat kurangnya jumlah atau ukuran tulangan besi utama dan besi pengikat (sengkang) serta rendahnya kualitas/mutu beton yang digunakan atau kurang sempurnanya pada saat proses pengerjaan sehingga kekuatan beton terhadap tekanan berkurang.
- Untuk pondasi yang turun buatlah pondasi baru di dekatnya dengan mendeteksi keretakan terparah pada dinding di atasnya. Padatkan tanah di bawah pondasi yang baru dan buatlah kolom/tiang baru untuk membantu penyaluran beban dari sloof dan balok lantai di atasnya.
- Untuk balok yang retak, jika kondisinya memungkinkan perlu ditambahkan kolom/ tiang di bawahnya sehingga penyaluran beban balok menjadi berkurang . Jika tidak memungkinkan maka balok disuntik/digrouting dengan epoxy yaitu cairan kimia khusus yang sifatnya mengikat dan cepat kering kemudian dilakukan pembesaran ukuran balok dengan perkuatan dari luar.
- Untuk kolom/tiang yang retak, buatlah kolom tambahan di dekat tiang yang retak untuk membagi pembebanan pada kolom yang rusak atau dengan memperkuat kolom dengan menyuntik/ meng -grouting dengan cairan epoxy dan memperlebar ukuran kolom/tiang.
- Untuk retak-retak kecil pada kolom dan balok, cukup dilakukan penambahan dengan plesteran agar tulangan besi tidak berhubungan dengan udara luar yang dapat menyebabkan karat.
Solusi :
Untuk lantai beton yang retak, terlebih dulu dengan melepas keramik yang pecah kemudian mengikis retakan, menyuntik / meng-grouting dengan cairan epoxy pada retakan menutupnya dengan plesteran dan memasang keramik kembali.
0 komentar:
Posting Komentar